Selasa, 02 Februari 2010

Membaca Sebagai Kunci Pengembangan Potensi diri Seseorang

Pada tingkat kolektif, kunci membangun peradaban sebuah bangsa adalah terbangunnya tradisi “membaca” pada diri penduduknya. Sedang pada tingkat individu, seseorang yang ingin terus mengembangkan potensi dirinya kearah optimalisasi, maka kuncinya juga ia harus mentradisikan membaca pada dirinya.
Mengapa membaca? Karena dengan membacalah manusia dapat menyerap sedemikian rupa ilmu-ilmu yan dapat mencerahkan dirinya. Sementara ilmu itu sendiri merupakan sesuatu yang menjadi kunci meraih kebahagiaan dunia maupun akhirat.
Dalam Alquran disebutkan dalam surah Almujadalah ayat 11
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
من أراد الدنيا فعليه بالعلم ، ومن أراد الآخرة فعليه بالعلم ومن أراد هما فعليه بالعلم .
"barang siapa yang menginginkan kebahagiaan hidup di dunia maka ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat maka ia juga harus berilmu, dan barang siapa menginginkan kebahagiaan keduanya (dunia dan akhirat) maka ia harus memiliki ilmu.
Sebagai contoh, seseorang yang ingin membikin kue, tentu saja ia harus tahu bahan apa yang dibuat, campuran apa, ukuran nya seberapa banyak, dimana memasaknya, semuanya harus ia ketahui ketika ia menginginkan suatu kue yang lezat, tak akan enak kue itu dimakan kalau kita tak tau cara memasaknya dan resep-resepnya.
Dari sini jelas, bahwa sangat jauh perbedaan antara orang yang berpengetahuan dan tidak. Dalam sebuah hadits yang dikutip oleh sayid Muhammad Husain Thabatha`I dalam bukunya Islamic Teachings : An Overview, disebutkan :” orang paling berilmu adalah orang yang selalu memanfaatkan pengetahuan orang lain untuk untuk menambah pengetahuannya sendiri, nilai seseorang terletak dalam pengetahuannya. Karena itu semakin banyak pengetahuan seseorang , maka semakintinggi pula nilai orang itu, dan semakin sedikit pengetahuan seseorang, maka semakin rendah pula nilai orang itu.”
Karenanya, tak salah bila M. Anis Matta ketika meyebutkan “ 12 kebiasaan produktif yang di anjurkan” dalam bukunya Model manusia Muslim: Pesona Abad ke 21, maka yang pertama menurutnya adalah sediakan lebih banyak waktu untuk membaca dan sediakanlah waktu 15 menit untuk memikirkan dan mengendapkan bacaan anda. Mengapa? Menurut anis matta , bacaan apapun yang anda baca akan memiliki pengaruh positif terhadap anda. “ saya mengharapkan anda memperluas bacaan anda. Jika anda seorang spesialisasi dokter, baca pulalah bidang yang lain supaya sel-sel lain dalam otak anda bekerja,” kata Anis Matta.