Jumat, 15 Juni 2012

Menghayati Peristiwa Isra Mi`raj



Pada bulan ini, banyak umat islam memperingati peristiwa bersejarah yang di alami oleh junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. banyak inti sari yang dapat diperoleh dari peristiwa ini. peristiwa yang menguji keimanan.
 Sebelum Nabi Muhammad di berangkatkan, dada nabi dibersihkan dan diisi terlebih dahulu dengan 6 macam:
1. Hikmah
2. Iman
3. Halim
4. Islam
5. Ilmu
6. Yaqin

Kemudian Allah memberikan sarana atau alat untuk berjalan yaitu seekor Buraq, yang wallahu`alam bagaimana bentuknya.
ini merupakan isyarat pula bahwa Allah telah lebih dulu menciptakan ciptaan yang dapat terbang super cepat.
Peristiwa isra mi`raj merupakan peristiwa yang melibatkan tiga dimensi, pertama dimensi manusia, kedua dimensi malakut dan ketiga dimensi ketuhanan.

Dimensi pertama yaitu dimensi manusia, dimana Rasul saw di jalankan dari mekkah ke masjidil aqsha, dengan waktu yang sangat singkat.

Dimensi kedua yaitu dimensi malakut, yakni rasul melalui perjalanan dengan dibimbing malaikat jibril. ini mengisyaratkan bahwa dalam menjalani jalan menuju Allah haruslah kita mempunyai guru yang membimbing kita.

Dimensi ketiga adalah dimensi ketuhanan, dimana Rasul saw. bertemu langsung dengan Tuhan Azza wa Jalla, yang mukhalafatul lil hadasits. pada dimensi ini hanya Nabi Muhammad lah yang mampu, karena memang kehendak Allah jua.

Adapun oleh-oleh yang dibawa rasul dari sidratil muntaha adalah kewajiban shalat 50 waktu sehari semalam(pada mulanya). lalu beberapa kali Rasul memohon keringanan kepada Allah atas saran nabi Musa as. yang menyampaikan bahwa perintah shalat 50 waktu sangatlah berat bagi ummat. Rasul yang sangat sayang pada ummatnya, beliau meminta keringanan hingga akhirnya menjadi 5 waktu dalam sehari semalam.

Shalat merupakan amal yang paling awal dihisab di hari kiamat, barangsiapa selamat shalatnya, maka selamatlah seluruh amalnya, dan apabila cacat shalatnya, maka cacat pula seluruh amalnya di hadapan Allah.

Maka, jika kita telah mengetahui kunci untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat, maka seyogyanyalah kita memegang kunci itu erat-erat. yaitu dengan menegakkan sholat 5 waktu.

yang menjadi masalah sekarang adalah: apakah sholat kita sudah benar? apakah shalat kita sudah khusyu'. karena shalat yang diterima Allah adalah shalat yang khusyu yang tanpa dicampuri urusan dunia dalam shalatnya.

Nah, para pembaca yang budiman, ternyata untuk mencapai khusyu nya shalat adalah dengan menjauhkan hati kita terhadap dunia. Dunia disini maksudnya adalah, keinginan kita untuk mendapatkan dunia, bila dunia didapat, maka hatinya senang, tapi apabila dunia tidak didapatnya, maka hatinya gelisah, gundah, galau. orang yang sudah terkena jampi-jampi dunia akan susah lepas darinya.

Oleh karena itu, maka wajiblah seorang muslim menuntut ilmu tentang bagaimana mensikapi dunia. ini terdapat dalam kitab-kitab tasawuf, Imam Gazali banyak menceritakan tentang hal ini, juga tokoh-tokoh tasawuf yang lain seperti Ibn Atha`illah dan lain-lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar