Selasa, 07 April 2015

EKSISTENSI LKS TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA



1. Karakteristik LKS.
LKS atau Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu media belajar berupa buku, yang isinya disesuaikan dengan standar kompetensi. Ada banyak nama LKS ini, namun pada dasarnya LKS merupakan sumber belajar yang disusun oleh sekelompok  tim penulis yang terdiri Pengarah, Ketua, sekretaris dan Anggota yaitu disusun oleh Tim Guru Bina PAI yang tergabung dalam Forum Guru Bina PAI Madrasah Aliyah se-Indonesia. Dan menurut Tim ini, kelahiran LKS didasarkan realita dilapangan terhadap kesulitan guru untuk memperolah sumber belajar yang memadai dan sulitnya mendapatkan buku-buku paket karena bisa dihitung dengan jari penerbit yang menerbitkan buku-buku Agama untuk MA[1].
 Adapun dalam satu buku LKS dipergunakan untuk satu semester , pada cover muka di tampilkan gambar asli yang disesuaikan dengan bidang study, LKS untuk Bahasa Arab misalnya, menggunakan gambar Ka`bah. Adapun pada halaman ke 2 terdapat nama-nama tim penyusun, kata pengantar serta daftar isi. Sedang pada setiap pokok bahasan disertakan Kompetensi Dasar dan standar materi. Sedangkan materi yang ditampilkan lebih sedikit dari pada soal-soal yng bervariasi dan banyak, seperti diantaranya, pada Dars  awwal pada LKS bahasa Arab kelas XII semester genap, materi ada 5 halaman, sedang soal-soalnya ada 11 halaman. Tentu saja dengan berbagai varasi soal seperti pilihan ganda,isian, essay, mengarang dan lan-lain.
2. Minat Belajar.
Kita ketahui besama, bahwa diantara berbagai factor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar,barangkali kondisi individu pelajar yang memegang peranan paling menentukan. Jika di uraikan, kondisi individu ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok atau factor yaitu
·         Kondisi Fisiologis
·         Kondisi Psikologis[2]

Kondisi fisiologis secara umum adalah keadaan jasmani, gizi, kondisi pancaindera terutama pendengaran dan penglihatan. Sebagian besar yang dipelajari oleh manusia yang belajar langsung dengan membaca, melihat contoh atau model, melakukan observasi, engamati hasil-hasil eksperimen, mendengarkan keterangan guru, ceramah, dan sebagainya.
Sedangkan kondisi psikologis diantaranya adalah minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan-kemampuan kognitif seperti persepsi, ingatan, dan berfikir.
Bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar, tak usah dipertanyakan. Kalau seorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu tdak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut ; sebaliknya, kalau seseorang belajar dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik.[3] 

3. Hasil analisis
Sekarang ini banyak kita jumpai LKS yang dijadikan acuan para guru untuk mendidik siswa dalam beberapa mata pelajaran . Disitu sudah tersedia bahan bacaan yang disajikan secara ringkas, juga terdapat banyak soal-soal yang nantinya harus dikerjakan oleh para siswa. Kelihatannya selintas bagus untuk pendidikan, tapi jika kita lihat konsekuensinya sangatlah jauh dari harapan, yaitu :[4]

Menghambat Imajinasi siswa
Sejak anak masih kecil kita harus membiasakan anak untuk berimajinasi sendiri, meskipun terkadang lucu sekalipun. Biarkan dia berpikir sendiri tanpa kita memerintahnya. Dari imajinasi yang tertuang, kalau kita amati terkadang malah lebih hidup dan dia merasa dihargai. Dengan adanya buku LKS, siswa dilatih untuk mengendorkan kecerdasannya dalam berimajinasi dan membaca buku paket yang lain. Dia hanya diwajibkan menjawab soal-soal pada pola yang ada. Ini pun terkadang ada campur tangan dari orangtua atau pengasuh.
Mengajari anak untuk minder
Dari ilustrasi di atas, bisa saja lambat laun membuat anak minder. Jika hal ini terjadi terus, dikhawatirkan si anak akan merasa apa yang dilakukannya salah dan serba salah. Seandainya ini berlangsung terus sampai dia dewasa, penulis yakin siswa tidak akan bisa mandiri dengan pikirannya Padahal sekarang ini banyak buku-buku yang dapat lebih meningkatkan wawasan siswa dari sekedar menjawab soal yang ada pada LKS.

Memenuhi kewajiban sekolah
Kalau siswa sudah usai sekolah, Lembar Kerja Siswa tersebut di berikan gurunya untuk dikerjakan. Seandainya siswa tersebut mengerjakan soa-soal yang ada pada  buku tersebut, pastilah dia hanya mengerjakannya karena tuntutan tugas dari sekolah. Ini yang berbahaya, sebab tidak ada kemauan dari dirinya untuk berkreasi sebaik mungkin.
 Ironisnya,  ada beberapa guru yang pandai memanfaatkan LKS. Ketika berhalangan mengajar dia bisa menghubungi teman sejawatnya untuk memberi pengumuman kepada anak didiknya. "Anak-anak, berhubung Pak Guru A berhalangan mengajar, ada tugas untuk kalian untuk mengerjakan LKS halaman sekian sampai sekian."[5]

. 
  • Hasil wawancara
Berikut ini hasil wawancara dengan beberapa siswa Madrasah Aliyah PP Al Istiqamah Banjarmasin pada tanggal 22 agustus 2007
-          Buku yang dipakai guru dalam mengajar hanya LKS, otomatis mereka para siswa hanya membaca LKS tersebut karena soal-soal yang akan di ujikan baik itu untuk nilai harian, pertengahan semester dan ujian semester tidak keluar dari bahan LKS tersebut. Ini berdasarkan pernyataan beberapa orang santri yang bernama Rahmat Ilahi, Heriyadi yang sedang duduk di kelas XII IPS 1 dan lain-lain; bahwasanya apabila mereka akan menghadapi ulangan, yang mereka baca hanya LKS, karena memang semua soal-soal diambil dari LKS.
-          Adapun guru mereka tidak menginstruksikan para santrinya untuk membeli buku paket lain, atau mencari bahan pada surat kabar, internet dan lain-lain tidak diketahui alasan guru mereka tsb mengapa demikian.
-          Sedangkan bidang study yang menggunakan bahan pelajaran LKS hanya bidang study Pendidikan Agama Islam(PAI) yang ada pada kelas XII IPS yaitu Qur`an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab dan Fiqh. Sedangkan untuk kelas XI IPS Quran Hadits, Bahasa Arab, Aqidah Akhlaq dan Fiqh.
-          Sedangkan untuk bidang study kurikulum atau jurusan seperti ekonomi, akuntansi dan lain-lain memang ada buku paketnya.
-          Adapun strategi guru dalam mengajar adalah metode ceramah atau menjelaskan dan menjawab soal-soal yang ada pada LKS tsb.
-          Untuk bidang study Bahasa Arab memang ada buku panduan, akan tetapi tidak di gunakan dalam pembelajaran sehingga minat baca santri terhadap buku tersebut kurang bahkan tidak ada.
-          Harga LKS @ Rp.6000-,


[1] Forum Guru Bina PAI MA, HIKMAH buku penamping materi pelajaran, hal 2
[2] Drs. Noehi Nasution, M. A., dkk.psikologi pendidikan.Univ. Terbuka, hal.6
[3]Drs. Noehi Nasution, M. A., dkk.opcit.hal.7
[4] www.nakita.htm
[5] Copyright© 1996-2004 SUARA MERDEKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar